Hari Sabtu, 10 September 2022, hari perayaan Festival Kue Bulan (Mooncake Festival Day). Bulan sedang penuh-penuhnya berbentuk bulat sempurna dan sedang terang-terangnya. Melihat bulan yang cantik selalu membuat hatiku hangat. Malam itu, aku sedang di jalan pulang, melewati jalan raya sekitar tengah malam, hampir pukul 12 malam. Kendaraan-kendaraan berhenti ketika lampu lalu lintas menunjukkan warna merah. Berada tepat di barisan terdepan, aku dapat melihat jelas pertigaan jalan raya yang luas dipenuhi antrian kendaraan yang menunggu lampu lalu lintas berubah warna menjadi hijau. Hari memang sudah larut, tapi jalanan masih saja ramai.
Di pertigaan jalan besar itu pula, aku menemukan tiga wanita muda yang umurnya sekitar 20 tahunan sedang berharap belas kasih di masing-masing sudut lampu merah. Dua orang wanita membawa balita masing-masing berusia sekitar dua tahun, satu orang wanita membawa bayi dalam gendongannya. Yang bayi terlihat diam saja dalam gendongan si wanita. Sedangkan dua orang balita tersebut masing-masing berjalan dengan senyum mengembang di belakang wanita yang kita anggap saja ibunya. Senyum balita itu mengembang, tapi aku merasa sedih.
Aku sampai memastikan kembali bahwa waktu di malam itu betul sudah menuju ke tengah malam. Perasaannya sama seperti melihat orang yang berharap belas kasih di jalan dengan membawa bayi atau balita di siang hari terik di lampu merah. Sedih karena bayi dan balita seharusnya sedang tidur nyenyak di tengah malam itu, tapi yang terlihat malah dibawa berkeliaran di jalan pada malam hari yang dingin dan bertelanjang kaki.
Aku mungkin tidak tahu kondisi sebenarnya yang ibu mereka alami sampai harus seperti itu. Tapi yang ingin aku sampaikan pada halaman cerita hari ini adalah jika kelak kita sebagai orang tua belum bisa dan belum siap memberikan kondisi yang baik dan layak untuk anak, lebih baik tunda saja dulu niat untuk memiliki anak.
Biaya hidup dari zaman ke zaman semakin tinggi akibat inflasi. Apalagi di era pandemi yang masih belum berakhir ini. Melihat bahan bakar minyak dan harga kebutuhan pokok naik. Belum lagi isu krisis ekonomi yang kemungkinan akan melanda. Memiliki anak adalah tanggung jawab yang besar. Bukan sekadar melahirkan dan melihat mereka sedang lucu-lucunya saat bayi. Bukan hanya tanggung jawab selama 1-2 tahun. Orang tua perlu membesarkan, mendidik, memberikan kasih sayang, kondisi, dan pendidikan yang baik dan layak untuk anak.
Aku jadi teringat berita seorang bayi berusia 6 bulan meninggal akibat dibawa orang tuanya naik motor untuk menonton bola dari Tegal ke Surabaya. Semoga tidak ada lagi hal-hal yang seharusnya tidak perlu terjadi akibat kecerobohan orang tua.
Aku yakin, kita semua tentu ingin menjadi orang tua yang baik untuk anak-anak kita. Jika kita ingin menjadi orang tua yang baik, tentu kita akan memberikan apapun yang terbaik dan layak untuk anak kita. Tidak boleh egois. Anak memang tidak bisa memilih di kondisi apa mereka ingin dilahirkan. Tapi sebagai orang tua, tentu kita lebih paham dan bisa berpikir lebih baik. Sekalipun sebagai orang tua yang sudah memiliki anak tidak paham dengan cara pola asuh yang baik (good parenting), zaman sekarang sudah banyak sumber terpercaya yang dapat kita jelajahi di dunia digital.
Semoga para orang tua di luar sana, bisa berpikir lebih bijak sebelum mempunyai anak.
"Apakah aku sudah siap secara mental, fisik, dan materi untuk memiliki anak?"
"Apakah aku sudah bisa memberikan yang terbaik untuk anakku sampai dia besar dan bisa mandiri sendiri nanti?"
Di akhir kata, aku tetap mengapresiasi semuanya yang sudah menjadi orang tua luar biasa untuk anak kalian apapun kondisinya. Semoga kalian selalu menjadi orang tua yang baik dan luar biasa. Terima kasih sudah selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anak kalian.