Monday, November 21, 2016

Be Grateful



Beautiful crowded, they said.
  
I was standing behind my office's window on the third floor to enjoy the view like usual (I often do it). That midday was the different midday than usual. There were too many birds in one circle, flying like they were scared. They were flying nowhere, they just flied back and forth to that place again, and again. I know, something didn't seem right. Usually, there are only some of birds (like one to three) that flying a while in the sky.

Maybe, some of people have ever thought "How lucky you are for being a bird. You are free, you can fly to everywhere no matter how high and how far you want."

But then, a little bird flied near my sight, she stepped a side, sat on a branch of tree. "Who says that being a bird is lucky?" she chirped. "Being human is luckier than we are. You, human, don't know how worry and scared we are, when the heavy rain suddenly comes down. Or when a big bird try to eat us. Or when the forest we are living is burnt," she continued.

"You only need to be grateful about your life, friend. To be born as human is the luckiest because human has a lot advantages and capability. Don't wish to have a life like others. It could be the others want to have your life, instead. Your life seems happier without you realize", she continued again.

"Yes, you are happier if you stop complaining and comparing your life with others." Her chirping ended and she backed flying with her friends.

And I was not wrong, something didn't seem right. Right away, in the afternoon, the rain came down really heavy along with lightning and thunder. I hope the flock of birds are always safe.


(Repost from what I posted on instagram on September 9th,2016)

 -Febriani Kho-

Sunday, October 23, 2016

The Mindfulness Retreat (Part 2)

Hari ini aku mau lanjutin cerita aku sebelumnya tentang Retret Hidup Berkesadaran atau Mindfulness Retreat. Buat yang belum baca bagian pertamanya, silakan klik di sini. :) Kalau di bagian pertama, aku udah bahas tentang metode-metode meditasi yang diterapkan, sekarang aku mau bahas tentang kegiatan lainnya di retret ini selain meditasi.

Yuk, langsung baca aja. ☜(⌒▽⌒)☞

***

Makan dan Bekerja dengan Kesadaran Penuh
Salah satu suasana makan malam
 Sesi makan dimulai dengan doa pembuka, suasana makan hening. Peserta tidak dipersilakan untuk makan sambil berbicara satu dengan yang lain. Ambil makanan secukupnya, setelah waktu makan utama kurang lebih 15 menit selesai, peserta yang merasa kurang kenyang, masih dipersilakan untuk menambah makanan.

Teman-teman nggak perlu khawatir walaupun makanan yang disediakan vegetarian, karena makanannya enak-enak. Ada makanan dari Indonesia bahkan Western, seperti spaghetti dan french fries. Serius deh. (︶▽︶)


Thursday, August 25, 2016

The Mindfulness Retreat (Part 1)

Hai hai hai guys!ヾ(^∇^)

Postingan ini udah lama mendep di draft, dan ternyata lupa aku post. Aku mau sharing pengalaman aku selama mengikuti Mindfulness Retreat atau Retret Hidup Berkesadaran beberapan bulan lalu. Retret diadakan tanggal 25 - 27 Maret 2016 oleh Vihara Ekayana Arama. Total kegiatan retret diadakan selama 3 hari 2 malam. Begitu aku lihat ada harpitnas di hari sabtu (nasib aku yang masih kerja di hari sabtu (๑•́ ₃ •̀๑)), aku langsung ajuin cuti. Dan dikasih! Cihuy nggak? Cihuy dong? o(≧∇≦o)

 Keberangkatan retret yaitu tanggal 24 Maret 2016 sekitar pukul 20.30, dan pulang pada tanggal 27 Maret 2016 sekitar pukul 13.00.
Sebelumnya, aku udah pernah ikut retret berkesadaran yang hanya satu hari, dan ketagihan. Jadi, aku memang kepingin coba retret yang berhari-hari. Berhubung juga selama ini aku sekolah di sekolah Katolik, aku lebih sering experience mengenai retret Katolik daripada Buddhist.

 Nah, seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, gadget menjadi salah satu kebutuhan utama di masa kini.  Iya nggak sih? Some people even said, "I can't live without my phone". Hayoo... ngaku. Siapa di antara kalian yang nggak bisa hidup tanpa pegang handphone seharian? (๑˘ㅂ˘๑)
 
Dalam acara retret ini, peserta tidak diperbolehkan memakai gadget sama sekali. Semua gadget dan barang berharga dititipkan ke panitia di hari pertama. Jadi, semua rangkaian kegiatan retret ini dilakukan benar-benar dengan penuh kesadaran, dan tentunya no gadget untuk mendukung suasana retret. Retret kali ini pun sifatnya semi retret karena pesertanya adalah mahasiswa/i dan pemuda/i, panitia sebut sebagai Youth Gathering. (tapi aku tetap lebih suka menyebutnya retret hehe). Komunikasi antara peserta pun masih boleh dilakukan, karena ada juga sesi diskusi kelompok. Peraturannya tidak seketat full retreat yang sampai noble silent.



Tapi justru hidup tanpa gadget dan noble silent ini yang aku suka dari kegiatan retret. Di kota Jakarta, tahu sendiri kan, gimana hectic-nya? Belum lagi macet dan lain sebagainya. Dan juga di kehidupan sekarang, manusia terlalu sibuk dengan gadget dan kesibukan masing-masing, sehingga kurang memperhatikan sekitar atau bahkan diri sendiri. Kegiatan retret ini semacam life escape buat aku, kayak keluar sebentar dari kesibukan hidup yang selama ini aku lakukan. Acara retret seperti ini seakan memberi kita kesempatan untuk menikmati hidup yang sesungguhnya tanpa gadget, tanpa kesibukan. (duileh, bahasaku)

Aku akan bagi cerita mengenai retret ini menjadi tiga bagian supaya nggak terlalu panjang.
Bagian 1 - Rangkaian Kegiatan Retret
Bagian 2 - Rangkaian Kegiatan Retret
Bagian 3 - Sharing Dhammadesana

***


Retret ini dibimbing oleh 4 Bhante dan 1 Samanera. Barisan depan dari kanan ke kiri: Bhante Bhadra Sunanda, Bhante Bhadra Uttama, Bhante Bhadra Putra, Bhante Nyanagupta, dan Samanera. (mohon maaf kalau ada kesalahan penulisan nama)

Wednesday, February 17, 2016

Be-You-Tiful


Hello February, my month! ❤
I'm happy! Because finally... I have my birthday date this February! Guess when?
Wohooo~ (⁎⚈᷀᷁▿⚈᷀᷁⁎) *let's dance*

Satu bulan di tahun 2016 udah berlalu. So, how is your 2016 so far? Mine is good and very positive. Aku merasa ringan sekali memulai tahun 2016 ini. Aku belajar menjadi pribadi yang lebih positif dari tahun-tahun sebelumnya, baik dalam pikiran maupun aktivitas. Banyak waktu yang aku sia-siakan untuk ber-negative thinking dan terlalu mikirin kata orang sebelumnya.

Ketika pergantian tahun ke 2016 ini, aku udah bertekad sama diri aku sendiri kalau aku nggak boleh begitu terus. Aku nggak boleh terlalu mikirin kata orang dan ber-negative thinking. Well, tapi bukan berarti cuek sama sekali juga loh ya. I mean, kita bisa sortir kok komentar-komentar orang dalam hidup kita. Komentar positif bisa dijadikan motivasi dan semangat dalam hidup. Nah kalau komentar negatif malah bikin kita down, ya ngapain dipikirin kan? Toh kita jadi nggak bahagia juga.

Kenapa aku mikir begitu?
© Febriani Kho's Blog
Maira Gall