Sunday, November 15, 2015

Hello Happiness (Part 3)



Hello guys! ヾ(^∇^)

Tulisan kali ini masih tentang Hello Happiness, melanjutkan postingan sebelumnya. Kali ini kita masuk ke part terakhir. Buat yang belum baca part 1 dan 2, bisa klik di bawah ini ya.


Jujur, aku senang sekali dapat berbagi  tulisan seperti ini. Senang bisa berbagi sama semuanya yang membaca blog aku. Semoga postingan-postinganku tentang Hello Happiness ini dapat bermanfaat buat kalian, sehingga mengubah cara pandang dan cara pikir kalian tentang hidup yang well… kadang agak rumit ini. (๑•́ ₃ •̀๑) Walaupun tulisanku yang membahas tentang talkshow ini agak telat, secara talkshownya udah dari bulan Maret dan baru aku tulis di bulan September November ini. But… lebih baik telat daripada ga sama sekali ya. (ノ∀`●)⊃ Hihi

Oh iya, mungkin kebanyakan dari kalian berpikir karena pembicaranya adalah seorang Buddhist berarti yang datang Buddhist semua. No.. No.. Kalian salah. Karena, dengan latar belakang agama yang berbeda semua datang ke acara talkshow ini. Ada yang muslim, kristiani dan lain-lain. And they all enjoyed the talkshow. I even spotted Cici Panda there. (⁎⚈᷀᷁▿⚈᷀᷁⁎) Hehe

Okay, lanjut! ᕕ( ᐛ )ᕗ

Kisah ketiga ini agak horror *pura-puranya*, sewaktu Bhante Ajahn Brahm membagikan kisah yang ini, beliau iseng minta panitia mematikan lampu-lampu ruangan. Katanya biar lebih seru . Haha. Ga semua lampu sih yang dimatikan. Kalau semuanya dimatikan, nanti yang duduk di sampingku juga ga kelihatan, horror beneran. ( ⚆ _ ⚆ ) Beberapa lampu dimatikan sehingga ruangan lebih gelap dari sebelumnya. Penonton menjadi lebih hening. Dan… ceritanya dimulai!


Cerita #3 Awal Dari Ketakutan


Ada satu laki-laki bekerja sebagai supir mobil jenazah. Dengar kata “mobil jenazah” saja udah agak gimana gitu ya rasanya. Nah, suatu pagi, laki-laki ini berjalan mendekati mobil jenazah itu, kebiasaannya adalah membersihkan dan mengecek mobil jenazah itu setiap pagi. Tapi dia merasa ada yang aneh dengan mobilnya pada pagi itu. Dari kaca-kaca jendela mobil bagian belakang –bagian yang biasanya untuk membawa jenazah- tiba-tiba berkabut putih sangat banyak. Dia agak takut tapi tetap mendekati mobil itu untuk mencari tahu ada apa.

Ketika dia sudah berada di dekat mobil, kabut-kabut putih semakin menutupi jendela. Dan tiba-tiba… BUKKK!... Sebuah tangan menepuk bagian jendela tepat di depan matanya yang sedang mengamati apa yang sedang terjadi. Supir itu benar-benar terkejut dan ketakutan, dia langsung kabur. Dia langsung menceritakan itu kepada temannya, alhasil temannya pun ikut menghampiri mobil itu. Dan ketika mereka mendekati mobil itu, tiba-tiba pintu mobil belakang terbuka. Ternyata sosok yang muncul adalah…. HANTU!

Beneran? Bukan deh, bercanda. Sosok yang muncul adalah teman si supir yang sedang mencuci mobil jenazah itu.

Mereka berdua pun menghela napas karena yang muncul bukan sosok yang mereka pikirkan. Sedangkan temannya yang keluar dari mobil itu menatap kedua temannya dengan bingung, melihat wajah kedua temannya agak pucat.

***

Kisah di atas menceritakan, kita sebagai manusia seringkali merasa takut, takut akan sesuatu yang belum terjadi. Sesuatu yang belum pasti. Takut akan masa depan. Paranoid, atau istilah gaulnya “Parno”. Seperti cerita di atas, supir itu sudah memikirkan yang hal tidak-tidak padahal belum tahu apa yang terjadi sebenarnya. Dia sudah ketakutan padahal belum mencari tahu apa yang terjadi.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali merasa seperti itu bukan?
Jujur saja, pasti kalau mau melakukan sesuatu kita pernah berpikir begini:
“Aku bisa ga ya melakukan ini?”
“Kalau aku melakukan ini nanti gimana ya hasilnya?”
“Kalau aku tidak berhasil melakukannya gimana dong?”
“Kalau apa yang aku lakukan tidak sesuai yang orang harapkan bagaimana?”
“Kalau yang aku lakukan ini malah membuat orang tidak senang denganku bagaimana?”
Dst…
Dst…

Too many “what if” question in our head. Too much worry about little thing. Terlalu banyak pertanyaan yang kita belum tahu jawabannya beradu di dalam kepala. Padahal untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu, kita perlu melakukannya terlebih dahulu. Ya bagaimana kita mengetahui hasilnya kalau kita bahkan belum melakukannya.

Ibarat kata, kita mau ujian. Belum mulai ujian atau bahkan belum lihat soal ujian, eh udah takut. Takut ini itu ini itu. Kalau sugesti negatif sudah tertanam di pikiran kita, ketika tidak berhasil dengan apa yang diharapkan, langsung mikir “Tuh kan benar apa yang aku pikirin. Aku ga bisa.”

Sama halnya dalam kehidupan ini, kita pasti mengalami masalah-masalah kehidupan. Setiap masalah adalah pelajaran. Ketika nanti ke depannya kita mengalami masalah/soal ujian yang sama, kita sudah tahu cara penyelesaiannya. Kita tidak boleh merasa takut akan masa depan yang belum pasti. Yang penting bagaimana kita menjalani hidup di saat ini.

Masa depan itu tidak pasti.
Begitu pula hidup ini, hidup ini tidak pasti.

Bahkan ada pepatah mengatakan, "hiduplah seakan-akan hari ini adalah hari terakhirmu".  Dengan begitu, kamu akan selalu menghargai setiap waktumu untuk melakukan hal-hal yang membuat kamu dan orang lain bahagia.
 
 Segala sesuatu yang terjadi selalu ada probabilitasnya alias kemungkinannya. Kemungkinan yang berlawanan. Bahagia x sedih. Bagus x jelek. Besar x kecil . Kalau dapat yang bagus-bagus ya syukuri, kalau tidak ya tetap dijalani. Tanpa kita jalani, kita tidak tahu apakah itu akan memberikan kita memori bahagia atau memberikan pelajaran dalam hidup ini.


***

Aku senang dengan pembawaan beliau yang penuh humor, santai dan selalu tersenyum. That’s why many people even named him as “The happiest person”. Pada saat sesi tanya jawab, ada satu pertanyaan yang diajukan dari pengikut di facebook. Pertanyaannya : Mengapa saya merasa senang melihat Bhante tertawa? And he simply answered it with his humor, “Ah she must be crazy”. Kemudian dia tertawa diikuti penonton.



Kayaknya bukan orang yang mempunyai pertanyaan itu yang gila, tapi aku pribadi juga merasakan hal yang sama. Nggak cuma aku, teman dekatku juga bilang begitu. Haha Mungkin orang akan berpikir “dih, lebay deh elo”. Tapi coba pikir lagi, apa kita tidak senang melihat orang yang auranya begitu positif dan selalu happy? Tentu senang kan? FYI, orang yang memberikan pertanyaan itu ke Bhante bukan aku lho ya. (。→∀←。)

Satu petikan pesan dari Ajahn Brahm untuk mengakhiri postingan yang cukup panjang hari ini.
"If you are hard to smile, just simply push your lip with two of your finger 20 times every morning, in front of the mirror. See your reflection, you will smile and have a nice day ahead."

 
Beliau bilang lakukan olahraga senyum itu seperti olahraga di pagi hari, sama halnya seperti kita pergi gym untuk mendapatkan badan bugar dan sehat. Dengan olahraga senyum ini, kita belajar untuk mendapatkan hidup yang bahagia dengan cara sederhana.

Don’t worry, be hopey.
Hope you always have a nice day everyday!
೭੧(❛▿❛✿)੭೨ 


-Febriani Kho- 

No comments

Post a Comment

Please feel free to leave your comment below.
I really appreciate and will reply it soon. Thank you~ (。^‿^。)

© Febriani Kho's Blog
Maira Gall